MediandaTerkini – Sahabat medianda
terkini ketika sholat tentu saat tasyahud jari telunjuk kita naik namun
pertanyaannya kapan menurunkan jari telunjuk yang digunakan untuk berisyarat
saat tasyahud? Dalam kitab sunan disebutkan riwayat dari Ibnu ‘Umar, ia
berkata,
أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا جَلَسَ فِى الصَّلاَةِ وَضَعَ يَدَهُ الْيُمْنَى عَلَى رُكْبَتِهِ وَرَفَعَ إِصْبَعَهُ الَّتِى تَلِى الإِبْهَامَ الْيُمْنَى يَدْعُو بِهَا وَيَدُهُ الْيُسْرَى عَلَى رُكْبَتِهِ بَاسِطَهَا عَلَيْهِ
“Ketika
duduk dalam shalat, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meletakkan tangan
kanannya di paha kanannya, lalu beliau mengangkat jari di samping jari jempol
(yaitu jari telunjuk tangan kanan) dan beliau berdoa dengannya. Sedangkan
tangan kiri dibentangkan di paha kirinya.” (HR. Tirmidzi no. 294).
Imam Syafi’i menegaskan bahwa
berisyarat dengan jari telunjuk dihukumi sunnah sebagaimana didukung dari
berbagai hadits. (Lihat Al Majmu’, 3: 301).
Imam Nawawi dalam Syarh Shahih
Muslim (5: 73-74), “Berisyarat dengan jari telunjuk dimulai dari ucapan
“illallah” dari ucapan syahadat. Berisyarat dilakukan dengan jari tangan kanan,
bukan yang lainnya.
Jika jari tersebut terpotong
atau sakit, maka tidak digunakan jari lain untuk berisyarat, tidak dengan jari
tangan kanan yang lain, tidak pula dengan jari tangan kiri.
Disunnahkan agar pandangan
tidak lewat dari isyarat jari tadi karena ada hadits shahih yang disebutkan
dalam Sunan Abi Daud yang menerangkan hal tersebut. Isyarat tersebut dengan
mengarah kiblat. Isyarat tersebut untuk menunjukkan tauhid dan ikhlas.”
Dalam Al Majmu’ (3: 301), Imam
Nawawi
, “Dari semua ucapan dan sisi
pandang tersebut dapat disimpulkan bahwa disunnahkan mengisyaratkan jari
telunjuk tangan kanan, lalu mengangkatnya ketika sampai huruf hamzah dari
ucapannya (laa ilaaha illalllahu) …”
Ulama Hanafiyah berpendapat
bahwa isyarat jari itu ada ketika penafian dalam kalimat tasyahud, yaitu pada
kata “laa”. Ketika sampai pada kalimat penetapan (itsbat) yaitu “Allah”, maka
jari tersebut diletakkan kembali.
Ulama Malikiyah berisyarat dari
awal hingga akhir tasyahud. Ulama Hambali berisyarat ketika menyebut nama
jalalah “Allah”. (Lihat Shifat Shalat Nabi karya Syaikh Abdul ‘Aziz Ath
Thorifi, hal. 141).
Pada hadits Ibnu ‘Umar di atas
pada lafazh hadits “lalu beliau mengangkat jari di samping jari jempol (yaitu
jari telunjuk tangan kanan) dan beliau berdoa dengannya”, berdasarkan hal itu
mengangkat telunjuk dimulai ketika berdo’a dalam tasyahud. Adapun lafazh doa
dimulai dari dua kalimat syahadat. Karena di dalamnya terdapat pengakuan dan
penetapan kemahaesaan Allah.
Hal itu penyebab suatu doa
lebih berpeluang dikabulkan. Selanjutnya mengucapkan inti do’anya “allahumma
shalli ‘ala Muhammad …” hingga akhir tasyahuddan sampai akhir salam. Adapun
awal tasyahud “attahiyyatulillah …” sampai ucapan “wa ‘ala ‘ibadillahish
shalihin” bukanlah termasuk do’a, namun itu adalah bentuk memuji Allah dan do’a
keselamatan bagi hamba-Nya.
Adapun masalah kapan selesainya
berisyarat dengan telunjuk, para sahabat yang meriwayatkan mengangkat jari
telunjuk, tidaklah menyebutkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menurunkannya
di bagian tertentu sebelum selesainya salam, sehingga disimpulkan bahwa
mengangkat jari telunjuk itu terus sampai selesai salam, terlebih lagi akhir
tasyahud semuanya adalah do’a .
Imam Ar Ramli Asy Syafi’i
rahimahullah berkata, “ Jari telunjuk diangkat saat ucapan “illallah”, yaitu
mulai mengangkatnya ketika pengucapan hamzah untuk mengikuti riwayat Imam
Muslim dalam masalah tersebut.
Hal itu nampak jelas
menunjukkan bahwa jari telunjuk tetap diangkat sampai sesaat sebelum berdiri ke
raka’at ketiga, pada tasyahud awal atau sampai salam pada tasyahud akhir.
Adapun yang dibahas sekolompok orang zaman sekarang tentang mengembalikannya,
maka ini menyelisihi riwayat yang ada.” (Lihat Nihayatul Muhtaj, 1: 522).
Sahabat medianda terkini dari
sini dapat disimpulkan bahwa mengangkat jari saat tasyahud dimulai sejak
syahadatain (pada kalimat illallah) lalu diturunkan ketika akan bangkit ke
raka’at ketiga untuk tasyahud awal atau sampai salam untuk tasyahud akhir.
Semoga bermanfaat dan semoga bisa diamalkan.
sumber : cerminan.com