MediandaTerkini
– Sahabat medianda terkini sholat merupakan suatu kewajiban bagi umat muslim
yang sudah baligh. Namun perlu diketahui bagi setiap muslim ketika melaksanakan
sholat ada doa tertentu yang dibaca ketika sujud dan sebelum salam.
عَلِّمْنِى دُعَاءً أَدْعُو بِهِ فِى صَلاَتِى . قَالَ « قُلِ :اللَّهُمَّ إِنِّى ظَلَمْتُ نَفْسِى ظُلْمًا كَثِيرًا وَلاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ ، فَاغْفِرْ لِى مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ ، وَارْحَمْنِى إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ »
“Ajarkanlah
aku suatu do’a yang bisa aku panjatkan saat shalat!” Maka Beliau pun berkata,
“Bacalah: ‘ALLAHUMMA INNII ZHOLAMTU NAFSII ZHULMAN KATSIIRAN WA LAA YAGHFIRUDZ
DZUNUUBA ILLAA ANTA FAGHFIRLII MAGHFIRATAN MIN ‘INDIKA WARHAMNII INNAKA ANTAL
GHOFUURUR RAHIIM (Ya Allah, sungguh aku telah menzhalimi diriku sendiri dengan
kezhaliman yang banyak, sedangkan tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa
kecuali Engkau. Maka itu ampunilah aku dengan suatu pengampunan dari sisi-Mu,
dan rahmatilah aku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang) ‘.”
(HR. Bukhari no. 834 dan Muslim no. 2705)
Faedah
dari hadits ini:
Pertama:
Dianjurkan untuk membaca do’a ini sebelum salam. Syaikh Muhammad bin Sholih Al
Utsaimin mengatakan bahwa do’a ini bisa jadi dibaca ketika sujud atau setelah
tasyahud akhir (sebelum salam).
Kedua:
Setiap orang pasti memiliki kekurangan, sampai pula pada orang yang disifati
Shiddiq semacam Abu Bakr. Oleh karena itu, tidak selayaknya seorang pun lalai
dari beristighfar atau memohon ampunan pada Allah.
Ketiga:
Ketika bertaubat dan memohon ampunan Allah hendaklah disertai dengan mengakui
setiap dosa yang telah dilakukan.
Keempat:
Dianjurkannya mencari ilmu dari orang alim sebagaimana yang dilakukan oleh Abu
Bakr pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Kelima:
Hendaklah ketika memulai do’a dimulai dengan pengakuan terhadap keadaan dirinya
yang faqir (butuh pada Allah) dan penuh dosa. Inilah di antara wasilah dalam
berdo’a. Sebagaimana pula dilakukan oleh Nabi Musa ‘alaihis salam sebagaimana
disebutkan dalam ayat,
رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ
“Ya
Rabbku, sesungguhnya aku sangat faqir yaitu memerlukan sesuatu kebaikan yang
Engkau turunkan kepadaku” (QS. Al Qoshshosh: 24)
Keenam:
Yang mengampuni dosa hanyalah Allah. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ
“Dan
siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah?” (QS. Ali Imron:
135)
Seandainya
seluruh manusia bersatu untuk mengampuni satu dosa saja dari seorang hamba,
tentu mereka tidak mampu. Karena yang mengampuni dosa hanyalah Allah.
Ketujuh:
Meminta ampunan dan rahmat Allah berkaitan dengan nama Allah Al Ghofur (Maha
Pengampun) dan Ar Rohiim (Maha Penyayang). Oleh karena itu, ketika berdo’a
hendaklah permintaan dalam do’a tersebut disesuaikan dengan nama dan sifat
Allah yang sesuai.
Referensi:
Bahjatun
Naazhirin Syarh Riyadhish Sholihin, Salim bin ‘Ied Al Hilali, cetakan Dar Ibnul
Jauzi, jilid II, cetakan pertama, tahun 1430 H.
Syarh
Riyadhish Sholihin, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin, Darul Kutub Al
‘Ilmiyyah, jilid IV, cetakan ketiga, tahun 1424 H. Semoga bermanfaat.
Sumber
: https://rumaysho.com