MediandaTerkini – Sahabat medianda
terkini mungkin sebagian orang tua khususnya para ibu pernah berada pada
perasaan ini kepada sang anak, ntah karena efek kecapekan atau memang atas
kesalahan sang anak. Bunda, sering memarahi anak? Duh, sebaiknya segera kurangi
kebiasaan itu yaa mulai sekarang.
Sering kita dengar dalam
kehidupan sehari-hari seorang ibu yang jengkel atas kenakalan atau kesalahan
anak-anaknya melaknat atau menyumpahi mereka. Baik dengan kata-kata yang kotor
(tidak pantas) ataupun do’a yang tidak baik. Sehingga sudah menjadi kebiasaan
yang mendarah daging.
Sang ibu tidak pernah merasa
bersalah ataupun berdosa atas perbuatannya tersebut. Sambil bersungut-sungut
dan mengumpat ia pun berlalu, meninggalkan buah hatinya dalam keadaan menangis.
Apalagi bila Bunda termasuk memarahi anak dengan membentak dan memukul. Karena
itu bila Bunda punya kebiasaan itu, simaklah hal ini baik-baik.
Nah sahabat medianda terkini
berikut 6 dampak buruk jika anak sering dimarahi
Kadang memarahi anak tidak bisa
dihindari, bahkan karena beban kerja yang dimiliki orang tua disulut karena
berbagai macamnya perangai anak-anak kita. Namun, sebelum bunda memarahi anak
sehingga menjadi kebiasaan yang terus menerus. Perlu diingat beberapa dampak
buruk jika anak sering dimarahi :
1. Kerusakan/kematian sel-sel
otak anak
Seorang Neuroscientist di
Chicago Medical School, Lise Eliot, Phd, dalam bukunya “Whats going on in
There? How The Brain and Mind Develop in The First Five Years of Life.
Menceritakan sebuah fakta yang begitu mencengangkan. Ia melakukanpenelitian
perkembangan otak terhadap bayinya sendiri. Lise memasang seperangkat alat
khusus di kepala bayinya.
Alat itu dihubungkan dengan
kabel-kabel komputer agar dia bisa melihat setiap perubahan yang terjadi dalam
perkembangan sel otak anaknya melalui layar monitor. Saat bayinya bangun, dia
memberinya ASI. Ketika bayinya minum ASI, Lise melihat gambar-gambar sel otak
anaknya di layar monitor sedang membentuk rangkaian yang indah.
Ketika sedang asyik menyusui,
tiba-tiba bayi Lise menendang kabel komputer. Si ibu sontak kaget dan
berteriak, “No!” Ternyata teriakan si ibu membuat bayinya kaget, saat itu juga
Lise melihat gambar sel otak anaknya di layar monitor terus menggelembung
seperti balon, semakin membesar dan akhirnya pecah. Selanjutnya terjadi
perubahan warna yang menandai kerusakan sel otak.
2. Penurunan kepercayaan diri
Anak-anak yang sering dimarahi
cenderung akan berpikir, bahwa penyebab dia dimarahi adalah karena melakukan
kesalahan. Semakin sering anak dimarahi, maka semakin kuat opini pada diri anak
bahwa semua tindakannya adalah salah, sehingga takut melakukan hal-hal yang
baru, merasa minder, dan pada akhirnya anak akan kehilangan rasa percaya diri,
dan Anak akan menjadi pasif karena cendrung memilih diam dan tidak berbuat
daripada dimarahi.
3. Depresi
Anak yang sering dimarahi bisa
mengalami tekanan mental atau depresi. Anak akan jadi lekas marah atau
frustasi, egois, agresif, merasa sedih, merasa tidak berharga atau bersalah,
dan lambat dalam berpikir, berbicara, atau bergerak.
4. Trauma
Kemarahan tidak mengajarkan
apa-apa terhadap perkembangan si kecil, justru membuat renggang ikatan batin
antara orang tua dan anak, anak akan merasa tidak nyaman dan takut karena
perilaku orang tuanya. Anak yang sering kena marah bisa mengalami trauma
5. Introvert
Anak akan memiliki pribadi yang
tertutup. Kepribadian introvert merupakan kondisi psikologis dimana anak lebih
pendiam dan cenderung menutup dan menarik diri dari lingkungannya. Anak enggan
mengungkapkan isi hatinya atau permasalahan yang dihadapinya, takut
mengutarakannya karena takut dipersalahkan.
6. Apatis
Akibat terlalu sering dibentak
dan dimarahi, anak akan menjadi bersifat apatis, sering tidak peduli terhadap
suatu hal. Jadi, dengan melihat dampak buruk memarahi anak, apa bunda mau marah
lagi??
Sahabat medianda terkini dan
berikut beberapa pengaruh yang akan diterima oleh anak-anak jika mereka di
bentak atau dimarahi
1. Membentak anak dapat merusak
visual anak seperti motorik dan sensorik yang akan mempengaruhi perilaku dan
pola pikir mereka. Selain itu juga akan menyebabkan anak mengalami gangguan
tumbuh kembang
2. Menurut penelitian, orang
tua atau orang lain yang berteriak, marah-marah atau membentak anak-anak akan
menyebabkan terjadinya kerusakan pada struktur otak pada anak
3. Membentak anak secara terus
menerus, memarahi, atau berbicara keras akan menyebabkan terjadinya gangguan
pendengaran pada anak
4. Seperti yang telah
disebutkan diatas, jika anak sering diperlakukan kasar seperti berteriak atau
membentak maka anak akan meniru perilaku dari orang tua tersebut
5. Membentak anak akan
menyebabkan jantung anak akan berdetak lebih cepat dan akan menyebabkan jantung
menjadi lelah
6. Membentak akan menyebabkan
anak menjadi tertekan atau depresi, sehingga akan membuat anak berperilaku lebih
buruk
7. Memarahi atau membentak anak
jika dilakukan didepan umum akan menyebabkan tingkat kepercayaan anak menurun
8. Membentak atau memarahi anak
akan menyebabkan anak kurang inisiatif dan kreatif karena apa yang dilakukan
takut salah
Cara Agar Tidak Jadi Ibu
Pemarah
Sahabat medianda terkini
mengurus dan mendidik anak memang bukan pekerjaan mudah, diperlukan kesabaran
luar biasa dan kemampuan mengendalikan emosi agar bisa menjadi ibu yang hangat
dan nyaman bagi anak-anaknya.
Akan tetapi, bagaimana jika
seorang ibu memiliki tempramen yang meledak-ledak alias pemarah?
Waspadalah, penelitian dari
Oregon State University (OSU) menunjukkan adanya keterikatan antara karakter
bawaan atau gen dengan lingkungan yang akan membentuk pribadi seorang anak.
Ibu yang mudah marah dan
gampang bereaksi akan mengakibatkan sang anak mempunyai karakter yang kurang
lebih sama. Lebih jauh lagi penelitian ini menunjukkan bahwa bagaimana seorang
anak dibesarkan di usia awal akan mempengaruhi karakternya di tahun-tahun
berikut fase kehidupannya.
Tak mengherankan jika ibunya
mudah berkata kasar, membanting barang, memukul atau marah-marah di hadapan
anak, anak cenderung akan menirunya dengan cepat.
Maka, wahai Ibu… sadarilah
betapa pentingnya kelemahlembutan Anda dalam mendidik anak-anak. Tahan diri
ketika ingin berteriak di depan anak, memukul mereka, atau menyakiti mereka
dengan makian dan cubitan. Ingatlah salah satu wasiat terpenting yang
Rasulullah berikan bagi siapapun yang ingin menggapai surga Allah:
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu
‘anhu bahwa ada seseorang berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
“Berilah aku wasiat”. Beliau menjawab, “Engkau jangan marah!” Orang itu
mengulangi permintaannya berulang-ulang, kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Engkau jangan marah!” (HR al-Bukhari)
Sahabat medianda terkini cari
tahu juga bagaimana cara terbaik mengelola emosi dan melampiaskan amarah dengan
tepat, serta sebagai orangtua ada baiknya untuk lebih belajar mengontrol emosi
ketika anaknya melakukan sebuah kesalahan. Hal ini harus dilakukan agar si anak
tidak mengalami trauma akibat dimarahi orangtuannya. Selalu ikuti anjuran Nabi
untuk bersikap lemah lembut kepada anak.
Semoga bermanfaat.
Sumber : http://www.wajibbaca.com